Bismillah.
Ups.. udah hampir setengah tahun tidak mengupdate blog ini. Semoga
ga jamuran ya..hehe.. akhir2 ini lagi seneng baca buku “Thibbun Nabawi”penulis
Ibnu Qoyyim dan Al-Jauziyah. Edisi bahasa Indonesianya berjudul “Buku pintar
kedokteran Nabi SAW”.
Didalamnnya mencakup penerapan pengobatan yang dicontohkan
oleh RasulullahSAW. Contoh dari beliau merupakan contoh yang paling baik. Selama
hidupnya Rasulullah jatuh sakit hanya 2 kali, pertama saat diracun dan yang
kedua saat menjelang wafatnya beliau.
Mari kita tengok yuk, bagaimana pola makan beliau :
1. Di pagi hari, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh
tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan.
Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan
menjadi terganggu.
2. Di pagi hari pula Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan
sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu
merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan
arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai
penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk
membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit,
wasir dan peradangan.
“Sesungguhnya Rasulullah saw minum air zamzam sambil berdiri.
“(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal
dan sebagainya,dari Sya’bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah saw menarik nafas tiga kali pada bejana bila
Beliau minum. Beliau bersabda : “Cara seperti ini lebih menyenangkan
dan menimbulkan kepuasan.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan
diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad,keduanya menerima dari `Abdul
Warits bin Sa’id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari Anas bin Malik
r.a.)
“Minuman yang paling disukai Rasulullah saw adalah minuman manis yang
dingin.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar,
dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
3. Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma
ajwa’ (matang). Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari
racun”.
Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam
makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar.
Racun yang tertelan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah
seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya
meninggal, tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selamat dari
racun tersebut.
4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka
dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok
seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah
tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan
kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan
minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu
tubuh di musim dingin.
“Keluarga Nabi saw tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua
hari berturut-turut hingga Rasulullah saw wafat.” (Diriwayatkan oleh
Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar,
keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq,
dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber dari
`Aisyah r.a.)
Sya’ir, khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan “gandum” sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling
rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat
pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya’ir
kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.
Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya
rawi yang tsiqat.”Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan
tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga
wafatnya.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah
bin `Amr –Abu Ma’mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah,
dari Qatadah, yang bersumber dari Anas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah
cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah
bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin
Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah
r.a.)
“Rasulullah saw bersabda : “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah
dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang
diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az
Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari
Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang
bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)
5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah
sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut.
Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir dua-duanya mirip dengan sabbath
dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab,
tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran
memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan
tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
6. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung
tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya
makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga
mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.
7. Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang
disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya,
tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak.
Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa
mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur
dan hilbah (susu).
“Nabi saw memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan
oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya
yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya
lebih besar (Hirbis) “Sesungguhnya Nabi saw memakan semangka dengan
kurma (yang baru masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al
Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam
bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
8. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sering menyempatkan
diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain
dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari
dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.
9. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan
umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai
berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur
lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup
dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.
10. Pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan
tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama
biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi
dasar penerapan Food Combining (FC).
http://muslimahzone.com/inilah-10-teladan-pola-makan-sehat-cara-rasulullah/