Wednesday, December 14, 2016

If You Can Dream It, You Can Do It



pic from : thesleepdoctor.com

Hal paling urgen yang dibutuhkan orang adalah mengubah pola pikirnya. Untuk mengubah pola pikir seseorang salah satunya dengan membaca buku. Melalui tulisan ini saya akan sedkit sharing mengenai efek apa yang telah rasakan dari membaca buku tentang motivasi dan inspirasi.

Ketika seseorang dihubungkan dengan motivasi dan inspirasi terkadang mereka menolaknya terlebih dahulu (seperti saya sendiri). Mereka bernaggapan sudah lewat umurnya, inspirasi dan motivasi hanya dibutuhkan oleh remaja dan anak kuliahan. Ternyata hal itu salah besar.

Motivasi tidak hanya dibutuhkan oleh pengusaha. Inspirasi tidak hanya dibutuhkan oleh kalangan muda. Setiap orang pasti ingin bisa keluar dari belenggu hidup, ingin menikmati kebebasan, ingin menghalau kesedihan, serta setiap orang pasti ingin mewujudkan cita-cita dan impian.

Ketika berbicara tentang impian dan cita-cita, rata-rata orang yang sudah berkeluarga menghubungkannya dengan memiliki anak, rumah, mobil, dan bisa berlibur kemana saja. Ternyata ketika semua itu tercapai, kita seolah-olah tidak punya mimpi dan cita-cita. Itu yang saya rasakan selama 5 tahun terakir ini.

8 tahun yang lalu, saya mempunyai mimpi dan keinginan yang sangat banyak. Saya menulisnya di buku yang saya sebut sebagai buku impian. Dengan jalan dan kehendak-Nya, Allah mengabulkan satu persatu mimpi-mimpi saya sewaktu kuliah dulu. Ya, kita mempunyai Allah, yang duduk di Arsy. Tidka ada suatu impian atau cita-cita yang tidak dapat dipenuhi oleh-Nya.

Pandangan saya mengenai impian, langsung berubah setelah teracuni oleh buku. Nilai penting dari suatu impian itu beragam, terkait dengan perencanaan impian atau pandangan masa depan. “Manakah yang lebih baik, ketika seseorang mempunyai impian dan cita-cita yang sederhana dan dekat dengan realitas hidupnya ataukah sebaliknya membuat cita-cita sebagai sesuatu yang muluk? “

Dua kubu ini saling mempunyai pandangan yang berbeda. Pandangan yang pertama berargumen bahwa cita-cita yang sederhana seringkali dekat dengan kenyataan-realistis, sehingga sangat mudah diwujudkan. Berbeda dnegan cita-cita yang terlalu tinggi atau muluk, ia lebih dekat dengan khayalan serta sulit untuk diwujudkan.

Pandangan kedua beranggapan bahwa mimpi yang sederhana tak memiliki daya tarik dan tantangan sama sekali. Dan kita mengetahui bahwa sebuah tujuan yang besar akan menimbulkan semangat yang bergelora untuk berusaha mewujudkannya.

Sang penulis buku memberikan komentar dari dua kubu tersebut “kita harus mempunyai cita-cita yang besar akan tetapi kita juga harus belajar untuk membagi dan mengubahnya menjadi sebuah tujuan yang sederhana dan bertahap”

Saya sendiri tertantang untuk mempunyai mimpi tersebut. Sudah saya putuskan bahwa cita-cita besar saya adalah bisa meneguk air di Telaga Al Kautsar dimana kekasihku, Rasulullah SAW sedang menunggu umatnya disana, saat semua makhluk dikumpulkan di padang mahsyar. Aamiin

Sekarang tinggal menysusun rencana rencana sederhana untuk mewujudkannya. :)

Semangat..
Love My Prophet

Cara Menyenangkan Mengajarkan Bahasa Inggris Pada Anak

pic from : bnu.edu.iq Mumpung lagi on-fire nulis blog, mari lanjutkan tulisan yang udah terlanjur numpuk di otak. Hehe.. Kali ini saya...