Bismillah..
Setiap dari yang hidup pasti akan merasakan kematian, dan ketika itu tiba, putuslah sudah amalan kebaikannya, kecuali yang telah disebutkan oleh Nabi, dan bisa jadi amalan itu lah yang akan memberatkan catatan pahala di akhirat kelak. Maka apa saja amalan tersebut?
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ بَعْدَ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ كَرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوْ غَرَسَ نَخْلا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Tujuh amalan yang pahalanya senantiasa mengalir bagi seorang hamba setelah wafat ketika berada di alam kubur, yaitu:
1- Barangsiapa yang mengajarkan ilmu,
2- Mengalirkan sungai,
3- Menggali sumur,
4- Menanam pohon kurma,
5- Membangun masjid,
6- Mewariskan mushaf, atau
7- Meninggalkan seorang anak yang memohonkan ampun untuknya setelah wafat.”
[Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (2/344), al-Baihaqi dalam al-Jami'li Syu'abul Iman (5/122-123) (3175), al-Mundiri menyebutkan dalam at-Targhib wa Tarhib (1/124) (113), (1/725) (1408) dan (3/356-357) dengan nukilan hadits (3828) dari hadits Anas radhiyallahu 'anhu]
�� Adapun yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (242) dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya (4/121) (2490) semisal hadits ini dari hadits Abu Hurairah, dan al-Baihaqi telah menyebutkannya dalam al-Jami’ li Syu’abul Iman dengan nomor (3174) sebelum hadits Anas radhiyallahu ‘anhu diatas. Dan lafadz Ibnu Majah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaiyhi Wasallam telah bersabda:
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، أَوْ وَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، أَوْ مُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَكْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ تَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
“Sesungguhnya yang akan mengikuti seorang mukmin dari amalan dan kebaikannya setelah wafat di antaranya adalah:
1- Ilmu yang dia ajarkan dan dia sebarkan,
2- Anak shalih yang dia tinggalkan,
3- Mushaf yang dia wariskan,
4- Masjid yang dia bangun,
5- Rumah yang dia bangun untuk ibnu sabil,
6- Sungai yang dia alirkan, atau
7- Shadaqah dari hartanya yang dia infakkan ketika sehat dan hidupnya yang akan mengikutinya setelah wafat.”
Namun ingat ya, niatkan segalanya hanya untuk menggapai ridha Allah semata, dan supaya tidak tergandeng riya’ yang malah amalan tersebut berubah bagai buih di atas samudera, maka bijaknya hanya kita dan Allah saja yang mengetahui, dan mudah mudahan amalan itu pun diterima Allah : )
Wallahu a’lam bish shawab
~Admin Khansa
Setiap dari yang hidup pasti akan merasakan kematian, dan ketika itu tiba, putuslah sudah amalan kebaikannya, kecuali yang telah disebutkan oleh Nabi, dan bisa jadi amalan itu lah yang akan memberatkan catatan pahala di akhirat kelak. Maka apa saja amalan tersebut?
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ بَعْدَ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ كَرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوْ غَرَسَ نَخْلا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Tujuh amalan yang pahalanya senantiasa mengalir bagi seorang hamba setelah wafat ketika berada di alam kubur, yaitu:
1- Barangsiapa yang mengajarkan ilmu,
2- Mengalirkan sungai,
3- Menggali sumur,
4- Menanam pohon kurma,
5- Membangun masjid,
6- Mewariskan mushaf, atau
7- Meninggalkan seorang anak yang memohonkan ampun untuknya setelah wafat.”
[Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (2/344), al-Baihaqi dalam al-Jami'li Syu'abul Iman (5/122-123) (3175), al-Mundiri menyebutkan dalam at-Targhib wa Tarhib (1/124) (113), (1/725) (1408) dan (3/356-357) dengan nukilan hadits (3828) dari hadits Anas radhiyallahu 'anhu]
�� Adapun yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (242) dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya (4/121) (2490) semisal hadits ini dari hadits Abu Hurairah, dan al-Baihaqi telah menyebutkannya dalam al-Jami’ li Syu’abul Iman dengan nomor (3174) sebelum hadits Anas radhiyallahu ‘anhu diatas. Dan lafadz Ibnu Majah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaiyhi Wasallam telah bersabda:
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، أَوْ وَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، أَوْ مُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَكْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ تَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
“Sesungguhnya yang akan mengikuti seorang mukmin dari amalan dan kebaikannya setelah wafat di antaranya adalah:
1- Ilmu yang dia ajarkan dan dia sebarkan,
2- Anak shalih yang dia tinggalkan,
3- Mushaf yang dia wariskan,
4- Masjid yang dia bangun,
5- Rumah yang dia bangun untuk ibnu sabil,
6- Sungai yang dia alirkan, atau
7- Shadaqah dari hartanya yang dia infakkan ketika sehat dan hidupnya yang akan mengikutinya setelah wafat.”
Namun ingat ya, niatkan segalanya hanya untuk menggapai ridha Allah semata, dan supaya tidak tergandeng riya’ yang malah amalan tersebut berubah bagai buih di atas samudera, maka bijaknya hanya kita dan Allah saja yang mengetahui, dan mudah mudahan amalan itu pun diterima Allah : )
Wallahu a’lam bish shawab
~Admin Khansa