pic from : thesleepdoctor.com |
Hal paling urgen yang dibutuhkan orang adalah mengubah pola pikirnya. Untuk mengubah pola pikir seseorang salah satunya dengan membaca buku. Melalui tulisan ini saya akan sedkit sharing mengenai efek apa yang telah rasakan dari membaca buku tentang motivasi dan inspirasi.
Ketika seseorang dihubungkan dengan motivasi dan inspirasi
terkadang mereka menolaknya terlebih dahulu (seperti saya sendiri). Mereka bernaggapan
sudah lewat umurnya, inspirasi dan motivasi hanya dibutuhkan oleh remaja dan
anak kuliahan. Ternyata hal itu salah besar.
Motivasi tidak hanya dibutuhkan oleh pengusaha. Inspirasi tidak
hanya dibutuhkan oleh kalangan muda. Setiap orang pasti ingin bisa keluar dari
belenggu hidup, ingin menikmati kebebasan, ingin menghalau kesedihan, serta
setiap orang pasti ingin mewujudkan cita-cita dan impian.
Ketika berbicara tentang impian dan cita-cita, rata-rata
orang yang sudah berkeluarga menghubungkannya dengan memiliki anak, rumah,
mobil, dan bisa berlibur kemana saja. Ternyata ketika semua itu tercapai, kita
seolah-olah tidak punya mimpi dan cita-cita. Itu yang saya rasakan selama 5
tahun terakir ini.
8 tahun yang lalu, saya mempunyai mimpi dan keinginan yang
sangat banyak. Saya menulisnya di buku yang saya sebut sebagai buku impian. Dengan
jalan dan kehendak-Nya, Allah mengabulkan satu persatu mimpi-mimpi saya sewaktu
kuliah dulu. Ya, kita mempunyai Allah, yang duduk di Arsy. Tidka ada suatu
impian atau cita-cita yang tidak dapat dipenuhi oleh-Nya.
Pandangan saya mengenai impian, langsung berubah setelah
teracuni oleh buku. Nilai penting dari suatu impian itu beragam, terkait dengan
perencanaan impian atau pandangan masa depan. “Manakah yang lebih baik, ketika
seseorang mempunyai impian dan cita-cita yang sederhana dan dekat dengan
realitas hidupnya ataukah sebaliknya membuat cita-cita sebagai sesuatu yang
muluk? “
Dua kubu ini saling mempunyai pandangan yang berbeda. Pandangan
yang pertama berargumen bahwa cita-cita yang sederhana seringkali dekat dengan
kenyataan-realistis, sehingga sangat mudah diwujudkan. Berbeda dnegan cita-cita
yang terlalu tinggi atau muluk, ia lebih dekat dengan khayalan serta sulit
untuk diwujudkan.
Pandangan kedua beranggapan bahwa mimpi yang sederhana tak
memiliki daya tarik dan tantangan sama sekali. Dan kita mengetahui bahwa sebuah
tujuan yang besar akan menimbulkan semangat yang bergelora untuk berusaha mewujudkannya.
Sang penulis buku memberikan komentar dari dua kubu tersebut
“kita harus mempunyai cita-cita yang besar akan tetapi kita juga harus belajar
untuk membagi dan mengubahnya menjadi sebuah tujuan yang sederhana dan bertahap”
Saya sendiri tertantang untuk mempunyai mimpi tersebut. Sudah
saya putuskan bahwa cita-cita besar saya adalah bisa meneguk air di Telaga Al
Kautsar dimana kekasihku, Rasulullah SAW sedang menunggu umatnya disana, saat
semua makhluk dikumpulkan di padang mahsyar. Aamiin
Sekarang tinggal menysusun rencana rencana sederhana untuk
mewujudkannya. :)
Semangat..
Love My Prophet