Allah SWT memuliakan orang-orang yang bersedekah. Allah menjanjikan banyak
keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat
ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan
orang-orang yang bersedekah. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan
terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi
orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil
hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah. Salah satu
penghalang tidak tergeraknya hati itu adalah karena kita banyak dilumuri dosa,
sehingga kalam Allah tidak sampai ke hati kita.
Diantara keutamaan bersedekah antara lain (diambil dari berbagai sumber):
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air
memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At
Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai
taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian
orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat
curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah
merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang
demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar
Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada
yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al
A’raf: 99)
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan
naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7
jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada
naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang
mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia
menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no.
1421)
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan
seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim,
no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih
Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud
disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari
bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang
abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara
dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi
pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat
banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang
bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik
laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka
pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat
dimasuki oleh orang yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من
أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan
Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba
Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan
orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat,
yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika
ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu
sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan
seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim
no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu
shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi
(kebenaran imannya)”
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa
kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR.
Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan
maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa
keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi
no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang
lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang
bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang
bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai
menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan
sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai
ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada
kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap
lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya
namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang,
bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang
membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah
dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
10. Pahala sedekah terus berkembang
Pahala sedekah walaupun hanya sedikit itu akan terus berkembang pahalanya
hingga menjadi besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ اللهَ يقبلُ الصدقةَ ، ويأخذُها بيمينِه ، فيُرَبِّيها لِأَحَدِكم ، كما يُرَبِّي أحدُكم مُهْرَه ، حتى إنَّ اللُّقْمَةَ لَتَصِيرُ مِثْلَ أُحُدٍ
“sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan
tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari
kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai
sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR.
At Tirmidzi 662, ia berkata: “hasan shahih”)
11. Sedekah menjauhkan diri dari api neraka
Sesungguhnya sedekah itu walaupun sedikit, memiliki andil untuk menjauhkan
kita dari api neraka. Semakin banyak sedekah, semakin jauh kita darinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
اتَّقوا النَّارَ ولو بشقِّ تمرةٍ ، فمن لم يجِدْ فبكلمةٍ طيِّبةٍ
“jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika
kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah” (HR. Al Bukhari 6539,
Muslim 1016)
12. Boleh iri kepada orang yang dermawan
Iri atau hasad adalah akhlak yang tercela, namun iri kepada orang yang suka
bersedekah, ingin menyaingi kedermawanan dia, ini adalah akhlak yang terpuji.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لا حسدَ إلا في اثنتين : رجلٌ آتاه اللهُ مالًا؛ فسلَّطَ على هَلَكَتِه في الحقِّ ، ورجلٌ آتاه اللهُ الحكمةَ؛ فهو يَقضي بها ويُعلمُها
“tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: seseorang yang diberikan
harta oleh Allah, kemudia ia belanjakan di jalan yang haq, dan seseorang yang
diberikan oleh Allah ilmu dan ia mengamalkannya dan mengajarkannya” (HR. Al
Bukhari 73, Muslim 816)
Kedermawanan
Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita,
beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat
lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang
yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat
beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al
Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi
angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga
ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang
yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033,
Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih
dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan
demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan
dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang
berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus),
mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus
sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus
terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul
Baari.
Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya
memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih
banyak dan lebih bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan
lainnya.