Sunday, December 19, 2010
Antena Mikrostrip
Pendahuluan
Konsep antena Mikrostrip diperkenalkan pada awal tahun 1950an di USA oleh Deschamps dan di Perancis oleh Gutton dan Baissinot, baru pada tahun 1970an dengan kedatangan teknologi printed-circuit, beberapa kemajuan pada area penelitian ini mulai menghasilan perkembangan antena praktis untuk pertama kalinya.
Bentuk paling sederhana dalam peralatan Mikrostrip adalah berupa sisipan dua buah lapisan konduktif yang saling paralel yang dipisahkan oleh suatu substrat dielektrik. Konduktor bagian atas adalah potongan metal yang tipis (biasanya tembaga atau emas), yang merupakan fraksi kecil dari suatu panjang gelombang. Konduktor bagian bawah adalah bidang pentanahan yang secara teori bernilai tak-hingga. Keduanya dipisahkan oleh sebuah substrat dielektrik yang non-magnetik. Konstanta dielektrik dari substrat berkisar dari 1,17 sampai kisaran 25, dengan loss tangent¬ mulai dari 0,0001 sampai 0,004. Konduktor atas dapat berupa bentuk apapun, bisa persegi-panjang, lingkaran, segi-tiga, elips, helix, cincin lingkaran, dsb.
Perancangan
Untuk mencari dimensi antena mikrostrip (W dan L), harus diketahui terlebih dahulu parameter bahan yang akan digunakan yaitu tebal dielektrik (h), konstanta dielektrik(εr), tebal konduktor (t) dan rugi-rugi bahan (rugi-rugi tangensial). Panjang antena mikrostrip harus disesuaikan, karena apabila terlalu pendek maka bandwidth akan sempit sedangkan apabila terlalu panjang bandwidth akan menjadi lebih lebar tetapi efisiensi radiasi akan menjadi kecil. Dengan mengatur lebar dari antenna mikrostrip (W) impedansi input juga akan berubah. Pendekatan yang digunakan untuk mencari panjang dan lebar antena mikrostrip dapat menggunakan persamaan berikut ini, dengan diketahui frekuensi 1,8 GHz. Substrat FR-4, εr = 4.4 ,n= 1.5 mm, dan f = 0.05 mm
Menghitung lebar konduktor (W)
= 0.883 ((4.4+1)/2 )^(1/2) = 13,65 cm
Menghitung konstanta dielektrik efektif (εeff)
= (4.4+1)/1+(4.4-1)/2(1+(12.1,5.〖10〗^(-3))/13.65) = 6.64
Menghitung panjang efektif (Leff)
= 0.083 1/√(6.64 )-6,307.〖10〗^(-4) = 0,0315 m
Menghitung panjang tambahan (ΔL)
= 0,412.1,5.10-3 (6.64+0,33/6.64-0,33)(9,08+0,264/9,08+0,8) = 6,307.〖10〗^(-4) m
Menghitung Letak dari titik pencatuan (L1)
Perancangan Antena Parabola
1. Pendahuluan
Antena parabola adalah sebuah antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan untuk komunikasi radio, televisi, data, dan juga untuk radiolocation (RADAR), pada bagian UHF and SHF dari SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Panjang gelombang energi (radio) elektromagnetik yang relatif pendek pada fekuensi ini menyebabkan ukuran yang digunakan untuk antena parabola masih dalam ukuran yang masuk akal dalam rangka tingginya unjuk kerja respons yang diinginkan baik untuk menerima atau pun memancarkan sinyal. Antena parabola berbentuk seperti piringan. Antena parabola dapat digunakan untuk mentransmisikan berbagai data, seperti sinyal telepon, sinyal radio dan sinyal televisi, serta beragam data lain yang dapat ditransmisikan melalui gelombang. Fungsi antena parabola yang umum diketahui oleh masyarakat di Indonesia adalah sebagai alat untuk menerima siaran televisi satelit.
2. Perancangan
Diketahui : Frekuensi = 3,5 GHz, λ= 0,087, θ = 450
Misalkan D = 3 m.
Jawab : L = (n.lamda)/4
dimana n= 1, 3, 5, 7,….. Keterangan n ganjil sefasa dengan sinyal pantul.
N= 9
L= (9 . 0,0857) / 4 = 0,193 m
R = 2L/(1+cos teta)= 0.226 m
Sunday, December 12, 2010
ELEKTROAKUPUNTUR
By Research Prof. dr. Dewi Ambarsari, ST, Msc, AMIN..
Company @ IT Telkom, Bandung, Indonesia, NIM 611081066
Definisi
Suatu metode Akupuntur menggunakan listrik arus lemah untuk bisa mendeteksi dan terapi melalui titik-titik refleksi ataupun titik akupuntur. Saya sebenarnya masih bingung, apakah titik refleksi dan titik akupuntur itu sama?
Dalam riset ini, untuk sementara waktu dianggap sama. Sebenarnya yang berbeda hanya dalam hal penamaan saja. Titik akupuntur lebih condong ke pengobatan menggunakan jarum, sedangkan titik refleksi lebih condong ke pemijatan. So, sama atau ngga ya??
Orang yang pertama kali memprakarsai adanya elektroakupuntur ini adalah bapak Voll, namanya sangat terkenal di dunia elektroakupunturis dunia. Alat elektroakupuntur beliau terkenal dengan nama EAV (Elektroakupuntur Voll). Mekanisme kerja EAV yaitu dengan mengukur nilai resistansi yang ada di kulit. Nilai resistansi kulit manusia sebenarnya tersebar di seluruh permukaan kulit, namun menurut hasil riset, nilai resistansi terendah terletak di tangan. Itulah sebabnya orang banyak kesetrum lewat kontak tangan.
Resistansi kulit
Hal-hal yang mempengaruhi nilai resistansi kulit manusia itu yaitu jenis kelamin. Antara perempuan dan laki-laki, lebih besar nilai resistansi laki-laki. Jika tangan kita dalam keadaan basah maka nilai reistansi di kulit pun akan semakin kecil. Selain itu juga jika badan kita sedang tidak fit maka resistansi di tubuh akan menurun.
Dari tadi ngomongin resistansi? Sebenarnya resisitansi itu apaan sih?? Resistansi itu sama kayak hambatan. Kalau dalam dunia elektronika bisanya digunakan sebagai penghambat arus listrik. Kalau pengen tau mengenai reistansi kulit yang lengkap, lihat aja postingan ku yang tentang resistansi kulit manusia.
Gambar diatas adalah salah satu karya Dr Voll, sebenarnya pengembangan sih. EAV yang pertama kali dibuat oleh Dr. Voll belum sampai terhubung ke komputer, namun du jaman yang serba canggih dan teknologi ini dituntut untuk semua alat berbasiskan personal computer. Coz jika dilihat dari segi ekonomis lebih murah. Namun pasti perlu orang yang mau berfikir untuk bisa buat software yang membantu manusia dalam berbagai hal. Misalnya, sepert riset di IT Telkom, kalau ECG biasanya udah ada alat khusus buatan luar negeri. Nah, di IT Telkom ada Proyek/ Tugas akhir mahasiswa yang bikin ECG berbasiskan Personal Computer. Gimana g keren..?? sebenarnya Indonesia ini sangat banyak potensinya, namun kadanga sia-sia. Coz sangat jarang orang yang mau kerja sebagai peneliti. Padahal kala di luar negeri, peneliti itu gajinya sangat menggiurkan. Itulah perbedaan dan yang membuat negara tercinta kita ini g maju-maju. Yang diurusi hanya korupsi aja.. untung aja di kosanku ga ada TV, jadi g dongkol. Agak ketinggalan berita sih, tapi gpp lah. Coz paling-paling penuh dengan berita kebobrokan mental Indonesia.
Waduhhh kok malah nglantur. Back to topik…
klo gambar ini, gambar saat sang terapis sedang mendeteksi penyakit pasien. Yang dipegang di tangan kanan pasien adalah grounding. Lalu sebelah kirinya adalah probe untuk mendeteksi penyakit dan menyalurkan arus listrik ke titik akupuntur/refleksi.
Kenapa yang yang diterapi di tangan sebelah kiri?? Beradasarkan sumber yang penulis dapat, bahwa bagian tubuh sebelah kiri itu lebih cepat mengalirkan arus listriknya. So, berarti nilai resistansi sebelah kiri tubuh lebih kecil dibandingkan yang sebelah kanan. Penelitian itu berdasar dari pengambilan sampel dari orang-orang kesetrum serta akibatnya. Orang-orang yang kontak ke listrik menggunakan tangan sebelah kiri, akibat luka bakarnya lebih parah daripada yang kontak dengan listrik menggunakan tangan kanan.
Saya pernah nyoba mendeteksi penyakit menggunakan tangan kanan, sebenarnya bisa, hampir sama. Tapi klo secara logika, laiat aja, tangan kanan kita lebih tebal dan kasar. Iya g?? kapalan klo kata orang. Kapalan ini akan memperbesar nilai resistansi si kulit. Saat kulit mengelupas, resistansinya pun tinggi juga. Coz pembuluh darah melebar.
EAV (Elektro Akupuntur Voll)
Kembali ke EAV. Hehe.. untuk anak-anak elektro pasti pada penasaran, berapa sih nilai tegangan catuan yang musti di gunakan untuk bisa mendeteksi nilai resistansi di kulit.
Ada 2 pendapat yang berbeda dari 2 peneliti, yaitu Voll (Orang Jerman) dan Nakatani (Orang Jepang). Kata pak Voll saat deteksi itu kita memerlukan arus sebesar 1-25uA. Sedangkan pak Nakatani 200uA. Kalau menurut saya, mereka berdua menggunakan studi kasus yang berbeda. Kalau pak Voll pakenya arus AC, sedangkan pak Nakatani arus DC. Klo arus 200uA AC, bukannya mendeteksi malah menyetrum habis pasien. Tentang berapa ukuran arus yang boleh masuk ke tubuh manusia, buka aja lagu postingan ku yang tentang arus yang melewati tubuh manusia. Tegangan yang digunakan itu kurang ebih 1 Volt. So mau pake AC atau DC?
Jangan sembarang AC atau DC. Di DC ada 2 jenis arus, arus DC tetap dan arus DC pulsasi. Arus DC tetap g akan ngaruh saat digunakan untuk mendeteksi. Yang digunakan pada EAV adalah arus DC pulsasi. Di pulsasi yang digunakan juga tidak sembarang pula. Yang digunakan biasanya yang gelombangnya Square, dan segitiga. Kok g yang sinusoidal? Karena yang sinusoidal itu bisa menyebabkan jarungan di kulit cepat panas.
Di arus AC berarti juga sama, harus yang menggunakan gelombang kotak atau segitiga. Padahal keluaran arus AC itu sinusoidal. So komponen apa aja yang kita perlukan saat merancang EAV???
To be continued… to ELEKTOAKUPUNTUR part 2
Monday, December 6, 2010
TEOREMA RANGKAIAN
Macam-macam komponen dibedakan berdasarkan komponen pasif dan aktif. Komponen pasif yaitu komponen yang tidak dapat menghasilkan energi . misalnya resistor, kapasitor, inductor.
Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. Misalnya transformer, op amp
RESISTOR
RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω.
Fungsi dari Resistor adalah :
1. Sebagai pembagi arus
2. Sebagai penurun tegangan
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
2. Sebagai penurun tegangan
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
Hokum Ohm :
Perhitungan nilai resistor dengan 5 pita warna adalah sebagai berikut :
- Resistor Tetap (Fixed Resistor) – nilai hambatan konstan
Biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai :
1. pembagi tegangan
2. mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian
3. serta memperbesar dan memperkecil tegangan.
Ada juga resistor yang dibuat khusus : resistor untuk teg tinggi (misalnya dalam TV) terbuat dari selaput karbon dalam kapsul vakum; resistor megaohm-tinggi (mencapai 106 Mohm), terbuat dari gelas semikonduktor, digunakan untuk FET, detector radiasi, electrometer; resistor DIL (Dual in Line).
- Resistor Tidak Tetap (variable resistor) – nilai hambatan dapat diubah
Berfungsi sebagai:
1. pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus)
2. tone control pada sound system
3. pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble) serta berfungsi
4. sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan. Misalnya : potensiometer, trimpot (trimmer potensiometer), rheostat, multiturn.
Contoh :
1. Trimpot | : | Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan mengunakan obeng. |
2. Potensio | : | Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser. |
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Trimpot :
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Potensio :
- Resistor Non Linear
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
Resistor NTC dan PTC.
NTC (Negative Temperature Coefficient) nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas.
PTC (Positive Temperature Coefficient) nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi panas.
LDR (Light Dependent Resistor)
yaitu jenis resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Dilihat dari bentuknya resistor memiliki bentuk yang beragam : standar, gulungan kawat (rheostat), seperti IC (DIL).
Sedangkan dilihat dari besarnya daya kerja yang digunakan, di pasaran terdapat beragam resistor yang memiliki daya yang berbeda. Dari 1/8, ¼, ½, 1, 2, 3, 5, 10, dan 20 watt. Yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt biasanya berbentuk kubik berwarna putih atau silinder
Penguat tegangan
Penguat tegangan
Pada intinya ada 2 jenis penguat yaitu penguat tegangan(menguatkan tegangan inputan) dan penguat arus(menguatkan arus input). Kombinasi dari kedua penguatan diatas adalah penguatan daya.
Menurut titik kerjanya (Q)penguat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, penguat jenis A, B, AB, D, E, F, T.
Untuk penguat tegangan biasanya menggunakan penguat jenis A. hal ini karena penguat jenis A mempunyai kelebihan dibandingkan penguat lainnya. Kelebihan penguat jenis A adalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat merancang suatu penguat adalah
a. Menentukan gain. Gain untuk penguat tegangan adalah perbandingan antara tegangan output dengan tegangan input.
b. Menentukan jenis penguat
c. Menentukan perancangan rangkaian. Contoh dari penguat class A adalah adalah rangkaian dasar common emiter (CE) transistor. Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban kurva VCE-IC dari rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A. Gambar berikut adalah contoh rangkaian common emitor dengan transistor NPN Q1.
Gambar IV.1 Rangkaian dasar kelas A
Garis beban pada penguat ini ditentukan oleh resistor Rc dan Re dari rumus VCC = VCE + IcRc + IeRe. Jika Ie = Ic maka dapat disederhanakan menjadi VCC = VCE + Ic (Rc+Re). Selanjutnya pembaca dapat menggambar garis beban rangkaian ini dari rumus tersebut. Sedangkan resistor Ra dan Rb dipasang untuk menentukan arus bias. Pembaca dapat menentukan sendiri besar resistor-resistor pada rangkaian tersebut dengan pertama menetapkan berapa besar arus Ib yang memotong titik Q.
Gambar
Desain Penguat Daya
Dari rangkaian di atas, akan ditentukan nilai-nilai komponen yang digabungkan dengan trafo. Daya sebesar 50mW dibutuhkan pada beban RL = 4 ohm dengan menggunakan transistor 2N109 dan sumber tegangan searah sebesar +9V.
Dari datasheet 2N109 didapat informasi disipasi daya yang terjadi pada 2N109 rata-rata maksimum adalah 165mW. Pt = 165mW pada temperatur 25 derajat celcius.
Nilai 165mW tidak boleh dilebihi oleh Disipasi Daya maksimum trafo.
Diketahui efisiensi trafo adalah 70 persen.
PL = 50mW
PL' = PL / efisiensi trafo = 50mW / 0,7 = 70mW
setelah menentukan Daya pada lilitan primer (PL), selanjutnya kita akan menentukan disipasi daya maksimum pada trafo.
Disipasi daya trafo pada kondisi tanpa beban (No Load), kondisi paling buruk adalah
Pd max = 2 x PL' = 2 x 70mW = 140mW
Pd max < style="font-weight: bold;">hal ini berarti rangkaian dapat digunakan sebagai penguat. karena jika Pd max > Pd transistor, maka transistor tidak akan mampu mensupply trafo, sehingga transistor rusak / tidak dapat digunakan.
langkah selanjutnya adalah menentukan niali RL' atau impedansi pada lilitan primer.
RL' = Vcc^2 / 2PL' = 9^2 / 2x70mW = 81 / 140x10^-3 = 580 ohm
setelah kita mengetahui RL', selanjutnya akan ditentukan nilai-nilai R1, R2 dan Re
pertama menentukan Ic [arus pada kolektor]
Ic = 2PL' / Vcc = 2x70mW / 9 = 15.5mA
nilai Re diketahui sebelumnya yaitu 47 ohm
Re inilah yang menentukan stabilitas dari rangkaian ini.
Vre = Ic x Re = 15.5mA x 47 ohm = 0.73 volt
Vbe (germanium) = 0.27 volt (mendekati 0.3 volt)
Vr2 (tegangan pada resistor 2) = Vbe + Vre = 0.73 + 0.27 = 1 volt
R1 dan R2 adalah paralel (R1xR2 / R1+R2)
Stabilitas diketahui, yaitu 20
(R1xR2 / R1+R2) = s x Re = 20 x 47 ohm = 940 ohm, karena ini adalah desain, maka R = 940 ohm, diganti dengan R = 1000 ohm, karena alasa ketersedian di pasaran, yaitu E12.
Setelah diketahui nilai R paralel dari R1 dan R2, maka kita dapat menggunakan R1 = 4.7k ohm dan R2 = 560 ohm. nilai R1 dan R2 ini didapat dengan resistansi berapa saja, asalkan hasil pem paralel an nya adalah 1000 ohm.
Cc = 10nF, menggunakan 10nF untuk filter frekuensi
Ce = 100uF, menggunakan 100uF agar memberikan respon yang baik untuk frekuensi rendah, misalnya BASS pada audio.
maka nilai-nilai yang didapat:
RL' (impedansi primer trafo) = 580 ohm atau menggunakan pendekatan ke 600 ohm
R1 = 4.7 k ohm
R2 = 560 ohm
Ic = 15.5 mA
Vc = Vcc = 9 volt
Dari rangkaian di atas, akan ditentukan nilai-nilai komponen yang digabungkan dengan trafo. Daya sebesar 50mW dibutuhkan pada beban RL = 4 ohm dengan menggunakan transistor 2N109 dan sumber tegangan searah sebesar +9V.
Dari datasheet 2N109 didapat informasi disipasi daya yang terjadi pada 2N109 rata-rata maksimum adalah 165mW. Pt = 165mW pada temperatur 25 derajat celcius.
Nilai 165mW tidak boleh dilebihi oleh Disipasi Daya maksimum trafo.
Diketahui efisiensi trafo adalah 70 persen.
PL = 50mW
PL' = PL / efisiensi trafo = 50mW / 0,7 = 70mW
setelah menentukan Daya pada lilitan primer (PL), selanjutnya kita akan menentukan disipasi daya maksimum pada trafo.
Disipasi daya trafo pada kondisi tanpa beban (No Load), kondisi paling buruk adalah
Pd max = 2 x PL' = 2 x 70mW = 140mW
Pd max < style="font-weight: bold;">hal ini berarti rangkaian dapat digunakan sebagai penguat. karena jika Pd max > Pd transistor, maka transistor tidak akan mampu mensupply trafo, sehingga transistor rusak / tidak dapat digunakan.
langkah selanjutnya adalah menentukan niali RL' atau impedansi pada lilitan primer.
RL' = Vcc^2 / 2PL' = 9^2 / 2x70mW = 81 / 140x10^-3 = 580 ohm
setelah kita mengetahui RL', selanjutnya akan ditentukan nilai-nilai R1, R2 dan Re
pertama menentukan Ic [arus pada kolektor]
Ic = 2PL' / Vcc = 2x70mW / 9 = 15.5mA
nilai Re diketahui sebelumnya yaitu 47 ohm
Re inilah yang menentukan stabilitas dari rangkaian ini.
Vre = Ic x Re = 15.5mA x 47 ohm = 0.73 volt
Vbe (germanium) = 0.27 volt (mendekati 0.3 volt)
Vr2 (tegangan pada resistor 2) = Vbe + Vre = 0.73 + 0.27 = 1 volt
R1 dan R2 adalah paralel (R1xR2 / R1+R2)
Stabilitas diketahui, yaitu 20
(R1xR2 / R1+R2) = s x Re = 20 x 47 ohm = 940 ohm, karena ini adalah desain, maka R = 940 ohm, diganti dengan R = 1000 ohm, karena alasa ketersedian di pasaran, yaitu E12.
Setelah diketahui nilai R paralel dari R1 dan R2, maka kita dapat menggunakan R1 = 4.7k ohm dan R2 = 560 ohm. nilai R1 dan R2 ini didapat dengan resistansi berapa saja, asalkan hasil pem paralel an nya adalah 1000 ohm.
Cc = 10nF, menggunakan 10nF untuk filter frekuensi
Ce = 100uF, menggunakan 100uF agar memberikan respon yang baik untuk frekuensi rendah, misalnya BASS pada audio.
maka nilai-nilai yang didapat:
RL' (impedansi primer trafo) = 580 ohm atau menggunakan pendekatan ke 600 ohm
R1 = 4.7 k ohm
R2 = 560 ohm
Ic = 15.5 mA
Vc = Vcc = 9 volt
Saturday, December 4, 2010
REFLEXOLOGY part 2
Titik-titik refleksi diyakini memiliki indikasi terhadap lebih dari satu penyakit. Sebenarnya titik refleksi ini terdapat di seluruh tubuh, tapi lazimnya terdapat di kaki dan tangan, terutama pada telapaknya. Titik refleksi ini merupakan titik pusat urat saraf, di mana titik-titik tersebut berkaitan erat dengan organ-organ tubuh tertentu.
Titik refleksi ini ada hubungannya dengan perkembangan akupuntur. Konsep dasar yang harus diketahui dalam sejarah akupuntur yaitu :
1. Yin Yang
Teori ini menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini dapat dibagi dan mempunyai dua aspek yang saling bertentangan tapi saling membentuk, bagaikan dua sisi mata uang yang paling bertolak belakang tetapi keduanya membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Hilangnya keseimbangan antara Yin dan Yang akan menyebabkan timbulnya keadaan abnormal/patologis.
2. Lima Unsur
Kelima unsur/fase tersebut adalah kayu, api, tanah, logam dan air. Kelimanya membentuk suatu siklus yang saling berhubungan satu sama lain dan tiap unsur mempunyai hubungan tertentu dengan unsur lainnya secara khusus.
3. Ci dan Meridian
Yang dimaksud dengan Ci (pada manusia) adalah energi yang terdapat dalam tubuh manusia yang memberikan "kehidupan"
pada seluruh bagian tubuh tersebut.
Di dalam tubuh kita terdapat 12 jalur atau meridian syaraf yang masing-masing berhubungan dengan tiap-tiap organ di tubuh. 6 jalur di tangan dan 6 jalur lainnya di kaki. Dengan adanya system meridian ini maka perangsangan pada titik-titik refleksi di permukaan tubuh dapat disalurkan ke tempat yang dituju. Jalur-jalur tersebut adalah :
a. Jalur paru-paru
Dimulai dari titik Sau Yang yang terdapat di sisi luar pergelangan atas ibu jari. Jalur ini berhubungan erat dengan paru-paru.
b. Jalur usus besar
Dimulai dari titik Sang Yang , terletak dibawah kuku jari telunjuk. Jalur ini menunjukan system pencernaan yang kurang lancar.
c. Jalur pembungkus jantung
Dimulai dari titik Chong Zhong, terletak di bawah kuku jari tengah. Jalur ini mempengaruhi kegiatan jantung, peredaran darah, dan usus kecil.
d. Jalur san chiau
Dimulai dari titik Kwan Zhong, terletak dibawah kuku jari manis. Titik ini mengatur system limfe dan system hormon.
e. Jalur jantung
Dimulai dari titik Sau Zhong, terletak di bawah kuku jari kelingking sebelah dalam. Berfungsi untuk mengatur fungsi jantung dan peredaran darah.
f. Jalur usus kecil
Dimulai dari titik Sau Zhe, terletak dibawah kuku jari kelingking sebelah luar. Titik ini mengatur kegiatan usus kecil, misalnya sembelit.
REFLEXOLOGY
Reflexology berasal dari Cina sekitar 5000 tahun yang lalu. Selain China, penyembuhan menggunakan reflexology juga digunakan pada zaman Mesir Kuno, negara India, Jepang dan peradaban kuno Peru. Pada abad 16 perkembangan dunia medis mulai merambah di negara Eropa. Salah satu buku reflexology pertama diterbitkan pada tahun 1582, oleh dua dokter Eropa terkemuka, Dr A'tatis dan Dr Adamus. Namun, yang mengembangkan praktek pijat refleksi di Eropa adalah Dr. William Fitzgerald.
Karena itu ia dikenal sebagai bapak refleksi. Dr. William Fitzgerald menemukan bahwa tekanan, bila diterapkan pada titik-titik tertentu pada tubuh dapat menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan fungsi organ tubuh tertentu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. William tubuh dibagi menjadi 10 zona energi sama longitudinal : lima yang berkaitan dengan bagian kanan tubuh dan lima ke kiri setengah. Sepuluh zona energi ini berakhir pada telapak kaki dan telapak tangan. Sepuluh zona ini, dikenal dengan nama "Zona Terapi".
to be continue.... hehe...
ALL ABOUT LISTRIK DALAM TUBUH
Komponen listrik yang mengalir dalam tubuh sesuai dengan hukum ohm dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu arus , resistansi tubuh dan tegangan sentuh.
R= V/I
Dimana R= resistansi tubuh
V= tegangan sentuh kulit
I= arus yang mengalir dalam tubuh
1. Resistansi tubuh manusia
Resistansi tubuh manusia hampir berada di seluruh permukaan kulit tubuh baik luar maupun dalam. Menurut penelitian di Science Centre Singapore (2009), “Berjalannya arus listrik melalui tubuh manusia biasanya ditentukan oleh resistansi kulit, yang berkisar dari sekitar 1000 Ω untuk kulit basah untuk sekitar 500.000 Ω untuk kulit kering. Hambatan internal dari tubuh kecil, yaitu antara 100-500 Ω.”
Hal-hal yang mempengaruhi besar kecilnya resistansi tubuh antara lain :
a. jenis kelamin
b. basah tidaknya permukaan kulit
a. jenis kelamin
b. basah tidaknya permukaan kulit
c. tebal tipisnya kulit
Resistansi lebih besar saat kondisi kulit dalam keadaan kering. Antara perempuan dan laki-laki, nilai resistansinya lebih besar yang laki-laki. Untuk kulit yang permukaannya tebal maka nilai resistansinyapun lebih besar daripada yang berkulit lebih tipis.
2. Arus yang mengalir di tubuh
Besarnya arus yang mengalir di tubuh, berbeda-beda nilainya. Saat kita dialiri arus dengan nilai arus tertentu, berbeda pula akibat yang dirasakan.
Besar arus | Pengaruhnya pada tubuh manusia |
0 – 0,9 mA | Belum merasakan pengaruh |
0,9 – 1,2 mA | Baru terasa adanya arus listrik tapi tidak menimbulkan kejang |
1,2 – 1,6 mA | Mulai terasa se akan2 ada yang merayap didalam tangan |
1,6 – 6,0 mA | Tangan sampai kesiku merasa kesemutan |
6,0 – 8,0 mA | Tangan mulai kaku, rasa kesemutan makin bertambah |
13 – 15,0 mA | Rasa sakit tak tertahankan penghantar masih dapat dilepas |
15 – 20,0 mA | Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar |
20 – 50,0 mA | Dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia |
50 – 100,0 mA | Batas arus yang dapat menyebabkan kematian |
Pada proyek akhir ini, memanfaatkan nilai arus sebesar 0-1,6 mA. Ini merupakan batas aman yang dianjurkan untuk listrik yang mengalir dalam tubuh manusia.
3. Tegangan sentuh
Tegangan (contact voltage) ini timbul ketika seseorang memegang sebuah benda atau konduktor yang sedang dialiri arus dimana orang tersebut juga terhubung ke ground.
Besar arus yang mengalir dibatasi oleh nilai resistansi dari tubuh manusia tersebut, adapun model matematis dari peristiwa tegangan sentuh dapat di analogikan dalam persamaan berikut:
Tegangan (contact voltage) ini timbul ketika seseorang memegang sebuah benda atau konduktor yang sedang dialiri arus dimana orang tersebut juga terhubung ke ground.
Besar arus yang mengalir dibatasi oleh nilai resistansi dari tubuh manusia tersebut, adapun model matematis dari peristiwa tegangan sentuh dapat di analogikan dalam persamaan berikut:
dimana:
Es = tegangan sentuh (volt)
Rk = resistansi tubuh manusia
Rf = tahanan kontak ke tanah dari satu kaki pada tanah yang dilapisi
koral 10 cm (3000 ohm)
Ik = besar arus yang mengalir di tubuh (A)
contoh :
Es = tegangan sentuh (volt)
Rk = resistansi tubuh manusia
Rf = tahanan kontak ke tanah dari satu kaki pada tanah yang dilapisi
koral 10 cm (3000 ohm)
Ik = besar arus yang mengalir di tubuh (A)
contoh :
Prof. Irsan mempunyai resistansi sebesar 510.000 ohm, lalu dia ingin melakukan terapi bio listrik. Agar arus yang mengalir dalam tubuhnya maksimum 1 A, maka berapa tegangan kontak yang perlu diberikan?
Jawab :
Tegangan Sentuh Yang Tidak Membahayakan
Durasi (detik) | Tegangan Sentuh (Volt) |
0.1 | 1.980 |
0.2 | 1.400 |
0.3 | 1.140 |
0.4 | 990 |
0.5 | 890 |
1 | 626 |
2 | 443 |
3 | 362 |
Subscribe to:
Posts (Atom)
Cara Menyenangkan Mengajarkan Bahasa Inggris Pada Anak
pic from : bnu.edu.iq Mumpung lagi on-fire nulis blog, mari lanjutkan tulisan yang udah terlanjur numpuk di otak. Hehe.. Kali ini saya...
-
Menurut praktisi pengobatan tradisional yang juga akupunkturis, H.M. Hembing Wijayakusuma, “ Refleksi diambil dari kata refleks, yang artiny...
-
Crew Operating Pattern adalah pola penjadwalan crew yang bermula dari homebase hingga berakhir lagi di homebase. Crew terdiri dari cockpit...
-
Menurut penelitian di Science Centre Singapore (2009), “Berjalannya arus listrik melalui tubuh manusia b...