Makna Malam Midodareni :
Malam menjelang dilaksanakan ijab dan panggih disebut malam midodareni. Midodareni berasal dari kata widodari. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita
Prosesi yang dilaksanakan pada malam midodareni :
- Jonggolan
Datanganya calon pengantin pria ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka. Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya disuguhi air putih.
- Tantingan
Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua, tetapi mengajukan permintaan kepada sang ayah untuk mencarikan ‘kembar mayang’ sebagai syarat perkawinan
- Turunnya Kembar Mayang
Turunnya kembar mayang merupakan saat sepasang kembar mayang dibuat. Kembar mayang ini milik para dewa yang menjadi persyaratan, yaitu sebagai sarana calon pengantin perempuan berumah tangga. Dalam kepercayaan Jawa, kembar mayang hanya dipinjam dari dewa, sehingga apabila sudah selesai dikembalikan lagi ke bumi atau dilabuh melalui air. Dua kembar mayang tersebut dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru. Dewandaru mempunyai arti wahyu pengayoman. Maknanya adalah agar pengantin pria dapat memberikan pengayoman lahir batin kepada keluarganya. Sedangkan Kalpandaru, berasal dari kata kalpa yang artinya langgeng dan daru yang berarti wahyu. Maksudnya adalah wahyu kelanggengan, yaitu agar kehidupan rumah tangga dapat abadi selamanya.
- Wilujengan Majemukan
Wilujengan Majemukan adalah silaturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria :
· Kancing gelung : seperangkat pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih
· Sebuah pusaka berbentuk dhuwung atau keris, yang bermakna untuk melindungi keluarganya kelak.
Runtutan Acara Resepsi Temanten Jawa :
Makna dari Upacara Balangan Gantal :
Mengandung arti suatu peristiwa yang sekilas namun tidak dapat diulangi lagi.
Makna dari Upacara Mecah Wiji Dadi :
Mengandung makna bahwa yang dijodohkan bisa mempunyai keturunan. Wiji Dadi atau telur ayam melambangkan manunggalnya pria dan wanita seperti pecahnya telur berupa putih dan merah. Putih menggambarkan pria dan merah menggambarkan wanita.
Makna dari Sinduran :
Maksudnya kedua orangtua memberikan ‘panjurung donga pangestu’ kepada kedua anaknya.
Makna Upacara Timbangan :
Mengandung makna bahwa antara anak sendiri dengan anak menantu bagi orangtua tidak ada bedanya.
Makna Upacara Minum Kelapa Muda :
Bermakna membersihkan dan menyegarkan tubuh serta jiwa.
Makna Upacara Kacar Kucur :
Merupakan simbol tanggung jawab pengantin pria untuk menafkahi keluarganya.
Makna Upacara Dulangan :
Tata cara ini melambangkan cumbuna atau saling bercumbu rayu dan saling memadu kasih.
Makna Upacara Ngabekten :
Ngabekten merupakan prosesi untuk menunjukkan bakti kedua pengantin kepada orang tuanya.
No comments:
Post a Comment